Kemana-mana, Tia tak pernah lupa bawa boneka kucing kesayangannya. Tapi sebentar, jangan bilang kalau itu boneka kucing. Dengan lantang ia akan bilang, "Ini Mio tahuuu... (semoga Yamaha baca ini dan mau ngasih hadiah sepeda motor Mio, kekeke...)".
Tia memang sayang binatang. Baik yang 'biasa', ini sebutan dia untuk binatang beneran, atau yang sekadar binatang mainan. Bayangkan, dialog seperti ini sering muncul tiap mau mandi.
"Nyut, udah sore. Ayo mandi," kata ibunya. Tia buru-buru ke tempat penyimpanan maianan. "Binatang-binatangku mana bu?"
Ibunya (yang punya blog ini), langsung menunjuk kotak plastik, "Tuh...". Mata Tia langsung berbinar. Copot baju, dan plung, masuk ke bak mandi pink kesayangannya. Bila dihitung, Tia butuh rata-rata 15 sampai 30 menit buat mandi. Tapi asal tahu saja, 90 persen waktu mandi, sesungguhnya lebih banyak habis buat bermain 'binatang-binatang'-nya.
Mandi kok gitu sih?
Biarin. Mbak Tia kan sayang binatang.
Tapi ini udah jam berapa? Kalau mandinya kelamaan bisa masuk angin tahuuuu...
Tapi kudanya masih pingin main sama Mbak Tia tauuuu....
Dasar. Di lain waktu, Tia pernah ngambek tidak mau sekolah. Ibunya, sekali lagi yang punya blog ini, sampai berang gara-gara Tia tidak mau sekolah. "Kebayang, kalau Tia gak sekolah aku pasti gak bisa baca Majalah Femina (semoga Femina juga baca blog ini, biar ibunya Tia bisa dapat jatah langganan gratis, kekekekeee...)," kata ibunya Tia. Egois banget ya? "Tapi ayah suka kan?" Hmmmm....
Tak mau kalah akal, jurus jitu mesti dikeluarkan : libatkan binatang!
Nyut, si Mio kenapa tuh?
Kenapa yah? Lapar ta?
Nggak, kayaknya dia pingin ikut kamu sekolah
Iya yah. Mioooo, tunggu ya. Kamu nanti tak ajak ke sekolahku, biar kenal sama bu guru.
Sim salabim. Mio masuk tas, dan Tia mau berangkat ke sekolah. Selesai? Ini karmanya. Suatu ketika, giliran saya yang males berangkat kerja. Maklum, beberapa boss di kantor lagi ngincer pingin ndepak saya. Hahahaaa...
Ayah gak kerja ta?
Kerja, tapi nanti.
Lhoo, kudaku pingin ikut ayah kerja.
Lho?
Sim salabim. Kuda mainan masuk kantong jaket. Dan saya mesti berangkat kerja sambil bawa kuda mainan dalam kantong. Tak hanya itu, kata Tia, kudanya tidak mau sendiri. Jadi hari itu, saya mesti ke kantor sambil bawa mainan kuda, kambing, badak, dan gajah dalam kantong jaket. Aduh, ampuuuunnn...
Tia memang sayang binatang. Baik yang 'biasa', ini sebutan dia untuk binatang beneran, atau yang sekadar binatang mainan. Bayangkan, dialog seperti ini sering muncul tiap mau mandi.
"Nyut, udah sore. Ayo mandi," kata ibunya. Tia buru-buru ke tempat penyimpanan maianan. "Binatang-binatangku mana bu?"
Ibunya (yang punya blog ini), langsung menunjuk kotak plastik, "Tuh...". Mata Tia langsung berbinar. Copot baju, dan plung, masuk ke bak mandi pink kesayangannya. Bila dihitung, Tia butuh rata-rata 15 sampai 30 menit buat mandi. Tapi asal tahu saja, 90 persen waktu mandi, sesungguhnya lebih banyak habis buat bermain 'binatang-binatang'-nya.
Mandi kok gitu sih?
Biarin. Mbak Tia kan sayang binatang.
Tapi ini udah jam berapa? Kalau mandinya kelamaan bisa masuk angin tahuuuu...
Tapi kudanya masih pingin main sama Mbak Tia tauuuu....
Dasar. Di lain waktu, Tia pernah ngambek tidak mau sekolah. Ibunya, sekali lagi yang punya blog ini, sampai berang gara-gara Tia tidak mau sekolah. "Kebayang, kalau Tia gak sekolah aku pasti gak bisa baca Majalah Femina (semoga Femina juga baca blog ini, biar ibunya Tia bisa dapat jatah langganan gratis, kekekekeee...)," kata ibunya Tia. Egois banget ya? "Tapi ayah suka kan?" Hmmmm....
Tak mau kalah akal, jurus jitu mesti dikeluarkan : libatkan binatang!
Nyut, si Mio kenapa tuh?
Kenapa yah? Lapar ta?
Nggak, kayaknya dia pingin ikut kamu sekolah
Iya yah. Mioooo, tunggu ya. Kamu nanti tak ajak ke sekolahku, biar kenal sama bu guru.
Sim salabim. Mio masuk tas, dan Tia mau berangkat ke sekolah. Selesai? Ini karmanya. Suatu ketika, giliran saya yang males berangkat kerja. Maklum, beberapa boss di kantor lagi ngincer pingin ndepak saya. Hahahaaa...
Ayah gak kerja ta?
Kerja, tapi nanti.
Lhoo, kudaku pingin ikut ayah kerja.
Lho?
Sim salabim. Kuda mainan masuk kantong jaket. Dan saya mesti berangkat kerja sambil bawa kuda mainan dalam kantong. Tak hanya itu, kata Tia, kudanya tidak mau sendiri. Jadi hari itu, saya mesti ke kantor sambil bawa mainan kuda, kambing, badak, dan gajah dalam kantong jaket. Aduh, ampuuuunnn...