Aduh, ada makanan enak nih! Cuplikan ulasannya bisa dibaca di sini. Tapi detailnya, seperti biasa, mesti ke yang punya. Hehehe.
Kelezatannya tak sekedar dari bermacam-macam lauk yang tersaji, melainkan juga rasa nikmat pada nasinya.
Begitu melahap nasi punel akan terasa bahan nasi yang benar-benar pulen, bagai ketan. Sebab itu ada sebagian orang yang menyebutnya nasi pulen.
Sebenarnya nasi punel yang banyak dijumpai di Bangil, Pasuruan, tidak menggunakan campuran ketan dan beras. Tetapi beras yang digunakan adalah jenis beras yang bergizi tinggi, seperti beras berlabel punel.
Proses penanakan beras punel tidak terlalu membutuhkan air banyak. Karena dengan takaran air yang sebanding saja beras yang ditanak sudah mengembang. Bila nasi sudah matang, kemudian nasi itu diakel (ditekan-tekan dan dibolak-balik dengan mangkuk kecil, red) di atas bakul tempat nasi. Dilakukannya proses akel agar nasi yang matang terasa lebih padat nan pulen.
Untuk lauk pelengkap cita rasa pada nasi punel terdiri dari beberapa komponen. Antara lain daging sapi goreng, dendeng daging sapi, kikil sapi, botok daun singkong, daun lamtoro, dan tempe, lalu pepes ikan tongkol, tahu masak bumbu bali, tumis kacang panjang, sayur lodeh, tempe mendol, parutan kelapa yang dimasak srundeng, ikan asin goreng, sate kerang, krupuk udang, dan sambal pencok. Baca tuntas di EastJava Traveler ya...
03 Januari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar