Saya kerap terganggu jika ada orang merokok di dekat saya. Suami saya seorang perokok. Untuk itu saya memilih jauh-jauh alias tak mau dekat-dekat dengannya, saat ia tengah menikmati sebatang rokok. Malah kalau suka usil, saya sembunyikan saja rokoknya atau tak jarang diam-diam saya kurangi jumlahnya. Tapi ternyata cara ini tak juga ampuh menghilangkan, minimal mengurangi kebiasaannya untuk menghisap tembakau batangan itu.
Bukannya sok bersih atau apa, tapi saya memang benar-benar tak suka asap rokok. Menurut saya, orang merokok berarti tidak mencintai diri sendiri, orang lain dan tidak mencintai bumi. Tuhan menciptakan bumi dengan udara bersih untuk kelangsungan hidup makhluk hidup. Namun manusia merusaknya dengan asap rokok.
Egoiskah? Sudah tentu jawabannya: iya. Belum lagi sebuah survey yang menyebutkan jika pertumbuhan terbesar tahun lalu pada pengguna rokok, ternyata anak-anak di bawah umur. Lengkap sudah alasan saya untuk semakin tidak menyukai rokok.
Rokok berarti membakar uang. Rokok berarti pencemaran udara. Rokok berarti tidak menghormati hak orang lain untuk memperoleh udara bersih. Belum lagi sederet akibat negatif yang ditimbulkan rokok bagi penggunanya, yang bisa kita baca di tiap pak kemasan rokok. Meski pada akhirnya himbauan itu samasekali tak berguna bagi yang terlanjur kecanduan nikotin rokok.
Sebenarnya kalau mau disadari, mulai berhenti merokok bisa berarti pula mulai bersikap adil pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Ketika setiap orang kian gencar melakukan gerakan hijau bumi, kenapa kita tidak turut ambil bagian dengan mengawali dari hal-hal kecil yang menyangkut diri sendiri. Mengurangi rokok misalnya.
Bayangkan jika satu orang saja berani mengambil keputusan untuk mengurangi jatah satu batang rokok per hari. Berapa besar uang yang bisa dihemat. Berapa besar suplai oksigen bersih yang bisa kita selamatkan. Dan mungkin akhirnya berapa besar jumlah kematian akibat rokok yang bisa kita cegah. Jadi, marilah berhenti merokok. Demi diri kita, orang-orang di sekitar kita dan demi bumi kita.
03 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar