03 Februari 2009

Surat Cintanya Tia

Edit Posted by with No comments
Suatu sore Tia duduk di pojok teras. Sendiri. Memegang sebuah amplop surat. Lantas tak berapa lama Tia mulai merobek surat itu dan mengambil isinya. Selembar kertas putih surat rekening tagihan telepon. Tia mengamati dengan seksama deretan huruf dan angka yang tertera.

Keningnya berkerut. Matanya menatap serius. Lalu lembar putih itu dibolak-balik. Dilipat lagi. Dibalik lagi. Tia menggeser letak duduknya. Mencari posisi paling tepat untuk mulai membaca. Sementara Ibu tengah menyiram bunga sambil sesekali melirik ke arah Tia. Tia melirik ke arah Ibu. Serius. Tajam. Dan Tia pun mulai membaca.

“Aku cinta kepadamu”.

Kontan Ibu hampir tertawa. Namun Ibu mencoba menahan keinginan tawanya dan pura-pura mengalihkan pandangan agar Tia tidak tergangggu. Dan benar saja. Melihat Ibu cuek, Tiapun melanjutkan aksi membaca ‘surat cintanya’.

“Aku cinta kepadamu. Tapi kamu tidak cinta kepadaku”. Tia melirik Ibu lagi.
“Males ah. Bacanya udah aja”

“Kok udahan bacanya,” tanya Ibu
“Iya. Suratnya aneh”.

“Knapa?”
“Nggak ada fotonya Farhan”

“Farhan temannya mbak Tia itu?”
“Ya iyalah..”

“Memangnya cinta itu apa sih. Ibu kok nggak ngerti ya. Mbak Tia ngerti nggak?”
“Cinta itu pacaran. Mbak Tia sekarang kalo di sekolah pacarnya Farhan. Nanti kalo Ibu kesekolahnya Mbak Tia, tak kasih tau yang namanya Farhan ya. Ibu mau nggak?”

“Iya deh. Nanti Ibu kenalin ya ”
“Iya. Tapi Ibu nggak boleh pacaran sama Farhan ya...”
Tiapun ngeloyor pergi sambil membawa ‘surat cintanya’. Dan tak berapa lama dari dalam rumah terdengar suara, “Aku cinta kepadamu”.

0 komentar: